Pendapat sedikit berbeda dilontarkan oleh Karna Nedy Yoza, "Kalau
boleh saya komentar secara realistis pendaftaran 300..untuk kaos 50, untuk bola
tiap kali main 40, kalau 3x main sudah 120, ball boy 20 tiap sekali main, kalau
3x main 60, wasit tiap kali main 25, kalau 3 x main 75..total sudah 305..belum
sewa lapangan..jadi kalau dari sudut pandang saya realistis..ini juga bukan
berarti saya setuju pendaftaran segitu"
Bagi Karna Nedy Yoza yang berasal dari Musi Banyuasin, Sumatera
Selatan itu, biaya transportasi dan akomodasi dirasa lebih memberatkan
dibandingkan besarnya biaya pendaftaran.
|
Ikon Group WhatsApp Ortu Atlet Tenis Yunior |
Beberapa orang tua juga membandingkan besarnya biaya pendaftaran turnamen tenis
dengan kategori Turnamen Diakui PELTI (TDP) dan turnamen non TDP. Pada umumnya
turnamen non TDP memungut biaya pendaftaran yang lebih rendah bila dibandingkan
dengan biaya pendaftaran turnamen-turnamen TDP. Bahkan sering kali dijumpai
turnamen non TDP membebaskan pesertanya dari biaya pendaftaran alias gratis.
Biaya pendaftaran turnamen Non TDP bisa rendah dikarenakan tidak adanya beban
biaya administrasi yang harus dibayar ke PP PELTI, pendapat salah satu orang
tua atlet yang berasal dari Jawa Timur.
Akan tetapi buru-buru Peter Susanto, salah satu pengurus PP PELTI yang
tergabung dalam group tersebut meluruskan bahwa biaya administrasi yang harus
dibayarkan oleh panitia pada PELTI jumlahnya tidak signifikan, yaitu satu juta
rupiah untuk turnamen yang digelar satu minggu dan lima ratus ribu
rupiah bagi turnamen yang pelaksanaannya
tiga harian.
Lebih lanjut Peter Susanto
menjelaskan bahwa Sanction fee adalah seperti ijin dari PELTI kepada panitia untuk menyelenggarakan turnamen
on behalf of PELTI. Seperti turnamen ITF yang dimana panitia berhak mengadakan
turnamen ITF on behalf of ITF.
"Sanction fee ini mengacu kepada ITF. PELTI sebagai anggota dari ITF
mengikuti aturan badan tenis dunia."
Lebih detail Peter Susanto menjabarkan terkait biaya administrasi yang
dimaksud diatas. (bersambung...)